Citra digital adalah sebuah fungsi 2D, f(x,y), yang merupakan fungsi intensitas cahaya, dimana nilai x dan y merupakan koordinat spasial dan nilai fungsi di setiap titik (x,y) merupakan tingkat keabuan citra pada titik tersebut. Citra digital dinyatakan dengan sebuah matriks dimana baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar atau piksel) menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut. Matriks dari citra digital berukuran NxM (tinggi x lebar), dimana:
N = jumlah baris 0 < y ≤ N – 1
M = jumlah kolom 0 ≤ x ≤ M – 1
L = derajat keabuan 0 ≤ f(x,y) ≤ L – 1
Berikut ini adalah gambaran matriks dari citra digital:
Dimana indeks baris (x) dan indeks kolom (y) menyatakan suatu koordinat titik pada citra, sedangkan f(x,y) merupakan intensitas (derajat keabuan) pada titik (x,y).
Berdasarkan jenisnya, citra digital dapat dibagi menjadi 3 (Sutoyo, 2009), yaitu:
1. Citra Biner (Monokrom)
Memiliki 2 buah warna, yaitu hitam dan putih. Warna hitam bernilai 1 dan warna putih bernilai 0. Untuk menyimpan kedua warna ini dibutuhkan 1 bit di memori. Contoh dari susunan piksel pada citra monokrom adalah sebagai berikut:
2. Cita Grayscale (skala keabuan)
Citra
grayscale mempunyai kemungkinan warna hitam untuk nilai minimal dan warna putih untuk nilai maksimal. Banyaknya warna tergantung pada jumlah bit yang disediakan di memori untuk menampung kebutuhan warna tersebut. Semakin besar jumlah bit warna yang disediakan di memori, maka semakin halus gradasi warna yang terbentuk. Contoh:
skala keabuan 2 bit… jumlah kemungkinan 22 = 4 warna
Jadi,, kemungkinan warna 0 (minimal) sampai 4 (maksimal)
3. Citra Warna (true color)
Setiap piksel pada citra warna mewakili warna yang merupakan kombinasi tiga warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru (RGB =
Red, Green, Blue). Setiap warna dasar menggunakan penyimpanan 8 bit = 1
byte (nilai maksimum 255 warna), jadi satu piksel pada citra warna diwakili oleh 3
byte.
Pengolahan citra digital adalah salah satu bentuk pemrosesan informasi dengan inputan berupa citra (image) dan keluaran yang juga berupa citra atau dapat juga bagian dari citra tersebut. Tujuan dari pemrosesan ini adalah memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau mesin computer. Operasi-operasi pada pengolahan citra digital secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Perbaikan kualitas citra (image enhancement), contohnya perbaikan kontras gelap/terang, penajaman (sharpening), dan perbaikan tepian objek (edge enhancement)
- Restorasi citra (image restoration), contohnya penghilangan kesamaran (deblurring)
- Pemampatan citra (image compression)
- Segmentasi citra (image segmentation)
- Pengorakan citra (image analysis), contohnya pendeteksian tepi objek (edge enhancement) dan ekstraksi batas (boundary)
- Rekonstruksi citra (image recronstruction)
( to be continued) wis dipit yaaa.... gampang dilanjut... hhe
Referensi:
Gonzalez, Rafael C., Woods, Richard E. 2002. Digital Image Processing second edition. New Jersey: Prentice Hall.
Sutoyo, T., Mulyanto, Edi, dkk. 2009. Teori Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta: Penerbit Andi.